Sulbar.com - Tak kurang dua ratusan pasang mata berkumpul menghadiri malam pengajian Papperandang Ate dan Pengukuhan Pengurus Teater Flamboyant Mandar masa khidmat 2016-2019 yang dilangsungkan di gedung Mitha Tinambung, Rabu (06/01).
Acara yang dimulai sekitar pukul 20.30 itu dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan tokoh pemuda, organisasi kemasyarakatan, aktivis mahasiswa, dan organisasi kepemudaan. Mereka tampak takzim dalam tembang-tembang shalawat yang didendangkan majelis shalawat Hubbul Rasul asal Majene, serta tembang-tembang ciptaan yang dilantunkan Komunitas Teater Flamboyant Mandar dengan memuji keagungan Rasul Saw.
Teater Flamboyant Mandar namanya cukup fenomenal di Mandar Sulawesi Barat. Komunitas yang didirikan oleh salah satu budayawan Mandar almarhum Alisyahbana dalam anggapan KH. Muhammad Syibli Sahabuddin, mantan Ketua Tanfidziah Nahdlatul Ulama Sulawesi Barat yang malam itu didaulat membawakan Tauziah Kebudayaan bahwa Komunitas Teater Flamboyant Mandar adalah tempat berkumpulnya "orang-orang aneh".
Diksi aneh yang diucapkan Kiai Syibli memendarkan sejuta makna yang mendalam dan sakral dalam nurani tamu undangan yang memadati gedung Mitha malam itu. Hal itu ditegaskan oleh Ulama yang kini telah dua periode duduk sebagai anggota DPD MPR RI dengan mengangkat sabda Rasul Saw, " Maka berbahagialah orang-orang aneh, karena orang-orang yang aneh akan senatiasa mendapat rahmat dari Allah Swt.
"Saat ini lagi trend anak-anak muda kita nongkrong di cafe-cafe dengan segudang perbincangan yang kental dengan nuansa modernitas, dengan fenomena yang lagi trend itu, kita juga mendapati sekelompok anak muda yang aneh untuk tak melulu larut dengan trend modernitas itu, dengan memilih menghibahkan diri untuk merawat altar tradisi dengan bergabung di teater Flamboyant Mandar. Dan jangan salah, justru orang-orang aneh seperti inilah yang dirahmati oleh Allah Swt, sesuai hadist yang pernah disabdakan oleh Rasul Saw: Maka berbahagialah orang-orang aneh karena mereka akan senantiasa mendapat rahmat dari Allah Swt, " ujar Kiai Syibli disambut tepuk riuh undangan yang hadir.
Senada dengan Kiai Syibli, Ketua Majelis Zikir Sulawesi Barat, Suhardi Duka yang memberi apresiasi pada malam itu menimpali bahwa sukses tidaknya sebuah pembangunan di daerah sangat ditentukan oleh pondasi kebudayaannya. Sehingga menurut mantan Bupati Mamuju dua periode ini, hendaknya kedepan Teater Flamboyant Mandar bukan hanya menjadi milik warga Tinambung atau Polewali Mandar pada umumnya, tetapi menjadi milik seluruh warga Sulawesi Barat.
"Saya berharap kedepan Teater Flamboyant bukan hanya menjadi milik warga Tinambung dan Polewali Mandar secara umum, tetapi menjadi milik seluruh warga Sulawesi Barat. Pun saya siap menfasilitasi pembentukannya di Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa, " pinta Suhardi.
[MAR/yat]
|