"Menangi kaccang tunggara Menangi na sumobal Tanda mokau Tuali di lolangan." Semakin kencang angin tenggara Semakin layar terkembang Suatu pertanda pantang mundur Balik surut dari samudera luas
Senin, 11 Januari 2016 22:13:44 | Dibaca : 1985 kali
Sulbar.com - Saat Hari Menuju Haru -Buat Alvi Yanita
sore tersenyum semakin tua entah dengan beban berat atau lelah nun di barat pucuk gunung lambaikan tangan barangkali sebentar kita melingkar kelingking
ini seperti berjanji sua buat mengulang lakon tapi memang kita pernah seikat di dalamnya menyimpulkan jemari dengan suara air jatuh dari napasmu mengitar rindu dan cinta tak terkata barangkali karena udara tubuhku tak bercahaya lampu 1000 wat selain demikian samar tapi cukup meneduhkan lega
sudah seperti ini kisah sangat tolol mau saja bangkit dengan lumut dari tidur banyak waktu tapi tak ada yang mesti dituding di sini siapa yang dapat mengurung perasaan salah atau benar tentang sebuah ingatan
kukatakan saja sebenarnya bila gerimis turun menyelam ke dasar senja ingatanku mekar dari kelopak waktu tentang dua benih bersetumbuh di halaman ini hanya suatu pembasuh tentang masa lampau paling tidak kau menyebutnya kenangan
demikian memang adanya hari ini aku datang tak sendiri seseorang dari kitab gaib turut serta suaranya berselarut malam dengan kecapi Paragai Allah taala balinna to massuarang sarau anna to mattadulang pamai mapiau
kiranya masih ada mantra leluhur entah angin atau matahari kan terbenam saatnya kau berangkat kini. Mandar, 28 Januari 2015
Surat Panggilan 1 -buat Alvi Yanita
kepada sang rembulan yang tak mau diam untuk tidak merawat hayal di hatiku atau malam gelap tetap jua cahaya rupamu tersenyum
aku tak mungkin berkata jujur malam lebih memilih berserambat dari daun tak lagi harum pun wanginya mengemas kata diam
tapi sudahlah bila tekatku jua tak ingin menjauh dan kecapi yang kerap mengerincing adalah dendangmu
ini saja kukabarkan entah sebagai pemulih pada rindu yang pernah bicara dan kini diam sudah masalah hati tak cukup sebab tak bicara malah tatkala tertidur igaunya melebihi pengakuan seniman di atas panggung
sekian saja dan terima kasih bila mau percaya ukirlah daging hatimu dan lihat darah cintaku menetes segala goyah biarlah kudekap dengan atau tanpa tubuhmu.
Mandar, januari 2015
Surat Panggilan 2 -buat Alvi Yanita
kepada yang diberi alis lengkung di hatinya bumi rukuk dengan senyum
ini 2 x kita membawa waktu atas sore dan senja sebentar meremang apabila siang ini semakin tua tak kutau lelah apa ada atau tidak
hari pertama kini lewat sudah semua ada padaku lunas bagimu entah kau selain jempol di simpang jalan atau menepuk bantal
tapi biarlah begini agar tak saling menindih dari kitab leluhur semakin purba kutemukan balutan atas kata yang diam
di tanah ini pandeng lain dari rantauan disini ia tak mesti terucap sekenanya cukup tersenyum lalu menunduk
di pesan ini pula aku menatapimu membesarkan jingga sebelum hilang warna dan sebelum malam menangkapinya tak lega bila tak menawar meski setiap saat kudapati kepakan camar sukmamu membentang antara lain aku ke lain wujud bagiku itu kebiasaan alam tak selalu arti baik akan diberi senyum manis
sekian dulu nanti panjang bila kau mau merayakan hari bersamaku kutunjukan satu jalan temui aku di taman putih Mandar, Desember 2015
Tentang Penulis
Nama :
SYUMAN SAEHA
Lahir di Campalagian, 17 Agustus 1975, kini beralamat di Bala Kecamatan Balanipa Polman dan tercatat sebagai Ketua Teater Palatto sejak 2003 hingga saat ini
Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi