Sulbar.com - Pada era yang serba dinamis dibutuhkan pemuda yang memiliki kesadaran lebih. Termasuk kesadaran untuk secara serius meletakkan dirinya sebagai sumbu utama perubahan dan pembangunan. "Dan untuk maksud baik di tengah perannya itu, pemuda jangan cengeng dan kreatiflah dalam merespon setiap perubahan. Bahkan harus tampil sebagai yang terdepan atas segenap perubahan dinamika sosial".
Begitu kutipan tuturan Mawardi Lahamuddin, .S.Ip. M.Si Sekretaris KNPI Polewali Mandar saat tampil membawakan materinya yang berjudul, peran pemuda dalam menjaga keutuhan NKRI pada acara seminar Pendidikan Pancasila dan Kesehatan Masyarakat yang dihelat oleh mahasiswa KKN Angkatan XVIII Tahun 2015-2016 Universitas Al Asyariah Mandar (Unasman) di Aula MAN Satu Lampa Polman, 5 Maret kemarin.
Di tengah peserta yang terdiri dari sejumlah pelajar yang mewakili sekolah menengah atas se-Kecamatan Mapilli itu, Mawardi yang juga merupakan penginisiatif pendirian Boyang Panulis Sulbar ini mengatakan, sejarah telah membuktikan betapa pemuda memiliki peran vital dalam setiap perubahan mendasar negeri ini.
"Rentetan sejarah itu bisa kita tarik mulai sejak Budi Utomo, hingga era reformasi yang kesemuanya itu tidak bisa dilepaskan dari peran para pemuda sebagai kalangan terpelajar dan pembaharu," ujar salah satu pembina Mapala Unasman ini.
Selain Mawardi, dalam seminar sehari itu, Faisal Nursid, S.Farm., APT, M.P.H. juga tampil sebagai pemateri dengan membawakan materi yang bertema bahaya penyalahgunaan Narkoba di kalangan pelajar.
Dalam materinya Faisal yang juga merupakan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unasman ini lebih banyak menyoroti kencenderungan para pemuda yang telah banyak terjebak dengan dunia hedonis, "yang parahnya membawa pemuda kita terjebak dalam pusar belitan menjadi pecandu Narkoba. Ini yang kita sayangkan," ujarnya .
Padahal menurut salah satu pengurus Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Polewali Mandar ini, hendaknya kecerdasan para pelajar dan para pemuda itu ditunjukkan dengan tidak menjadi generasi yang terbelit dalam kecanduan Narkoba.
"Mereka adalah harapan bangsa, karenanya nasib bangsa ini terletak pada mereka. Sehingga jika gelombang pengguna Narkoba ini kian banyak, maka kita kuatir pada nasib bangsa kita kelak akan seperti apa," tuturnya bernada miris.
Dalam kesempatan yang sama, M. Syariat Tajuddin, SH, MH. juga salah satu Dosen Unasman yang juga tampil sebagai pemateri yang lebih banyak menyoroti seputar nilai tradisional dalam kaitannya dengan nilai kebangsaan. Ia mengatakan, hendaknya ada kesadaran bersama para pemuda bahwa kekuatan nilai kebangsaan itu terletak pada pemahaman lokal identitas.
"Karenanya para pemuda dan pelajar butuh pemahaman mendasar sampai ke tingkat implementasi atas kenyataan nilai yang tumbuh dan hidup dalam lingkungan di sekitar mereka. Karena Pancasila adalah hasil dari kristalisasi nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di setiap jengkal tanah nusantara ini. Tentu saja termasuk nilai yang tumbuh di tanah Mandar," tuturnya.
Menariknya, acara pembukaan seminar yang juga dihadiri oleh wakil Kepala MAN Satu Lampa Polman dan wakil kepala desa tempat penyelenggaraan kegiatan itu, sejumlah peserta tampak cukup antusias memberikan responnya pada setiap materi. Hingga tak terasa seminar sehari yang dijadwalkan akan berakhir sekitar pukul 17.00 wita sore itu menjadi diperpanjang dan berakhir tepat ketika adzan magrib telah berkumandang.
Respon antusias itu tampak saat Mirna salah satu peserta yang merupakan siswa MAN Satu Polman juga ikut memberikan tanggapannya dengan menyoal seputar penempatan kata Malabi pada orang Mandar. Sedang Hendra Z juga salah satu peserta yang juga merupakan siswa MAN Satu Polman lebih banyak menyoroti keterkaitan antara Pancasila sebagai ideologi nasional serta nilai-nila budaya yang ada di Indonesia.
Seirama dengan Khusnul Khatimah juga salah seorang peserta dari MAN Satu Polman lebih banyak meminta adanya perhatian khusus terhadap konsepsi ketuhanan dalam Pancasila kaitannya dengan kebudayaan. Berbeda dengan Desi peserta yang berasal dari SMA 1 Wonomulyo lebih banyak meminta penjelasan panjang dan detail terkait peran pemuda sebagai ujung tombak perubahan.
[HED/yat]
|