Sulbar.com - Maraknya program tayangan media penyiaran di bulan Ramadan yang niatanya dikemas rilijius tapi malah menghadirkan tontonan yang minim tuntunan, memicu Teater Flamboyant menggelar Tafakkur Budaya bertema "Puasa yang Lebaran" menghadirkan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulbar, di Guess House Al Djamal, Tinambung, Sabtu malam tadi, 14 Mei.
"Pihak kami (KPID Sulbar-red) sudah banyak menerima laporan terkait tayangan program tv pada bulan Ramadan dan ditindak lanjuti mengeluarkan surat himbauan, sekaligus teguran ke beberapa stasion tv untuk tidak menayangkan program bulan Ramadan bernuansa honor, saling merendahkan derajat kemanusiaan dan bernuansa seksual," ujar Dewi Herlina, Komisioner KPID Sulbar Bidang pengawasan isi siaran yang direspon senyum simpul Darmasyah Ketua DPRD Kabupaten Majene. Darmasyah yang juga didaulat menjadi pemantik dikegiatan Tafakkur Budaya dihadiri, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Aktivis PMI Mejene, HMI Polewali dan para imam Masjid mengutarakan kegelisahannya, "Tema 'Puasa yang Lebaran' TB serasa pas dijadikan momentum untuk mempuasakan diri dalam menyambut bulan Ramadah, dan Alhamdulillah saya sudah begitu merasakan faedah dari puasa, terlebih puasa sunnat Nabi Daud yang sudah cukup lama saya jalani," seru Darmasyah dalam nada merendah disertai jok-jok memancing tawa peserta Tafakkur Budaya.
Hujan yang sempat mengguyur Tinambung menambah hikmat dan memicu beragam tanggapan peserta diskusi, dan kembali direspon oleh pemateri pada acara yang dipandu langsung oleh Muhammad Munir, mentor penggiat literasi Rumpita, yang dalam pemanduannya juga ikut banyak menambahkan poin penting kaitannya dengan tema yang dipilih pada Tafakkur Budaya kali.
"Program Tafakkur Budaya Teater Flamboyant ini sebagai kegiatan prakondisi untuk dapat mempersiapakn diri menyambut bulan suci Ramadan," tutup Munir yang mengunci acara itu dengan mendaulat, H. Malik Mannan, Imam Masjid Mifatahul Anwar Kandeapi, Tinambung untuk membacakan doa agar acara itu terberkahi.
[LIF/yat]
|