Sulbar.com - Aksi kekerasan pelemparan batu yang menimpa Risal Tangdiraba salah seorang wartawan freelance yang juga anggota Aliansi Jurnalis Independen Kota Mandar saat meliput demonstrasi di halaman Aula PPK Kota Mamasa, Selasa (2/5) lalu, kembali menuai kecaman. Kecaman itu berupa aksi demonstrasi yang digelar oleh puluhan mahasiswa di flay over Makassar, Senin (8/5). Dalam aksinya, mereka mengutuk dan mengecam keras tindakan kekerasan dan intimidasi yang dilakukan terhadap jurnalis dan mahasiswa di Mamasa.
Tidak itu saja, di hari yang sama, aksi serupa juga digelar oleh mahasiswa dan jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Aksi Mahasiswa dan Jurnalis Mamasa (Saksi Maju Mamasa) di Mamasa.
Aksi yang berada dibawah komando kooodintaor lapangan, Arnol Buntulangi itu dimulai dari Simpang Lima Kota Mamasa dan diikuti sekitar 30 orang mahasiswa dan jurnalis. Sekitar satu jam, mereka tampak berorasi di Simpang Lima, sebelum akhirnya bergerak ke kantor DPRD Mamasa.
Aksi yang dikawal ketat anggota kepolisian Polres Mamasa itu mengecam keras dan mengutuk tindakan intimidasi terhadap jurnalis dan pengekangan penyampaian pendapat dimuka umum.
Selain itu, mereka juga meminta pihak Pemkab dan legislatif Mamasa untuk ikut menolak dengan tegas, segala bentuk tindakan premanisme di Mamasa. Karena menurut mereka, hal itu telah mengekang penyampaian pendapat di muka umum.
Lebih jauh, mereka juga meminta kepolisian sungguh-sungguh mengawal setiap orang yang akan menyampaikan pendapatnya di muka umum. Mereka juga mendukung penuh Polres Mamasa untuk memproses laporan terhadap intimidasi dan pelarangan peliputan terhadap jurnalis di Mamasa itu.
Terhadap Bupati Mamasa, mereka mendesak untuk segera memberikan sanksi dan pembinaan terhadap pegawai yang melakukan tindakan kekerasan pada awal Mei itu.
Di DPRD Mamasa, Saksi Maju Mamasa diterima langsung oleh sejumlah anggota DPRD Mamasa diantaranya Eli Sambominanga, David Bambalayuk, Jhony Daud dan Yohanis Karatong.
Menyikapi pernyataan sikap Saksi Maju Mamasa, Ketua Komisi III DPRD Mamasa, David Bambalayuk mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah yang dilalui oleh pengunjuk rasa dalam menyampaikan tuntutannya.
Karena menurutnya, kekerasan yang dialami oleh kelompok mahasiswa dan oknum jurnalis beberapa waktu lalu dan dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab itu telah menodai demokrasi dan dengan sengaja melawan konstitusi.
Selain itu, David juga meminta, pihak kepolisian agar kekerasan yang dialami oleh mahasiswa dan jurnalis saat melakukan tugasnya itu segera diproses secara hukum.
"Saya meminta kepolisian agar segera memproses pelaku kekerasan terhadap mereka yang ingin menghalang halangi penyampaian pendapat di muka umum," ungkap David dihadapan pengunjuk rasa.
Hal serupa juga disampaikan Jonhy Daud dan Ely Sambominanga, keduanya mengaku mendukung aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa dan jurnalis itu, terlebih menurut keduanya, aksi kekerasan itu sangat mencederai proses demokrasi di Mamasa.
"Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat tidak terpuji, yang seharusnya tidak dilakukan oleh oknum maupun kelompok masyarakat," kata Jonhy yang kemudian disahuti Eli Sambominanga yang mengatakan, "aksi solidaritas yang dilakukan Saksi Maju Mamasa baik secara institusi dan pribadi sangat kami dukung".
|