Sulbar.com - Sejumlah aparatur sipil negara dari Dinas Perhubungan Kabupaten Polewali Mandar tampak sibuk berjaga-jaga di pintu masuk area alun-alun Polewali Mandar. Sedang yang lainnya tampak sibuk mengatur arus lalu lintas kendaraan yang hendak parkir di bahu jalan jalur dua Pekkabata Polewali.
Di sisi tengah alun-alun sebuah tenda putih tampak berjejer rapi. Di atas panggung semen permanen tata lighting standar tampak menyorot tepat ke atas tengah panggung. Para penyanyi solo dan pembaca puisi satu persatu dipanggil naik ke atas panggung pertunjukan.
Tak terasa, hingga jam dipergelangan tangan menunjuk angka 11.00 malam acara pelan berangsur selesai. Dari bawah tenda yang sesak dengan sejumlah pejabat terasa Pemkab Polman dari berbagai satuan perangkat teknis daerah bersama sejumlah camat tampak
menyatu dengan sejumlah warga.
Pelan para petinggi daerah itu ditemani Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar (AIM) pelan bergerak menuju ke atas panggung untuk menyerahkan sejumlah hadiah kepada sejumlah peserta lomba nyanyi solo lagu perjuangan dan pembacaan puisi kemerdekaan.
Adalah lomba yang dimaksudkan sebagai bahagian peringatan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan 17 agustus yang ke 72 dan digelar secara khusus oleh panitia peringatan hari kemerdakaan Pemkab Polman.
Dalam item acara yang terpajang di baliho yang berada di sisi kanan kiri panggung terbaca tiga jenis lomba yang dipergelarkan, mulai dari baca puisi, menyanyi solo dan lomba pidato, yang semuanya menurut ketua panitia perayaan hari kemerdekaan, Hj Sakinah kepada Seputar Sulbar dikatakan, untuk menyemangati dan memeriahkan perayaan sekaligus menggugah kesadaran berbangsa dan bernegara.
"Acara pertunjukan yang kami gelar malam ini selain dimaksudkan sebagai upaya memeriahkan HUT RI yang ke 72 juga dimaksudkan sebagai alternatif pengembangan bakat dan minat anak-anak kita dalam berkompetisi untuk kemajuan daerah," tutur Sakinah yang juga merupakan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarat Desa Pemkab Polman ini.
Senada dengan Sakinah, Agus salah satu unsur panitia, dikesempatan yang sama juga mengatakan, lomba yang digelar itu merupakan acara pertama yang digelar dalam bentuk pertunjukan oleh Pemkab Polman dalam memperingati HUT RI, karenanya diharapkan, dalam acara yang sama ditahun-tahun mendatang bisa lebih disempurnakan lagi.
"Insya Allah pada tahun-tahun ke depan kita bisa lebih menyempurnakan lagi penyelenggaraannya. Intinya kami ingin ada semangat kebangsaan yang kembali tergali ditengah masyarakat kita. Mangkanya, semua pesertanya kami libatkan dari enam belas kecamatan yang ada di Polman ini," urai Agus, Senin 14 Agustus malam itu, di arena acara lomba puisi dan nyanyi solo itu.
Tak heran dalam acara yang berlangsung bersahaja, namun meriah itu sejumlah camat dari berbagai kecamatan tampak sumringah saat, setiap peserta dari kecamatannya yang naik ke atas panggung. Baik itu menyanyi solo maupun membacakan puisinya.
Bahkan salah satu camat malah tampak ikut bernyanyi girang diiringi gerakan tarian sederhana saat peserta dari kecamatannya naik melagukan nyanyian dalam ritme mars di atas panggung.
Bahkan AIM tampak pula ikut larut dalam acara. Itu tampak saat seorang bocah perempuan kecil menyanyikan lagu kembangsaan, yang oleh pemandu acara diajak untuk turun mendekati AIM dan membuatnya ikut bernyanyi duet pada lagu yang bertemakan semangat nasionalisme. Seusai menyanyi bersama, AIM pun mengemukakan sejumlah pertanyaan kepada bocah kecil perempuan itu dan dijawab dengan tangkas pula olehnya.
Sekedar diketahui, khusus pembacaan puisi kemerdekaan dewan juri yang dilibatkanpun cukup beragam dan dipandang oleh panitia telah cukup kompeten, tercatat Erniwati, S.Pd, Msi, selain berprofesi sebagai guru di salah satu sekolah dasar di Polewali juga tercatat sebagai salah satu guru teladan yang amat konsern pada pengembangan sastra dan kesenian.
Selain Erni, Halimah, S.Pd, MPd juga hadir dan didaulat sebagai juri pembacaan puisi yang dalam banyak catatan, dikenal sebagai guru sekaligus sastrawati yang amat produktif menulis puisi dan cerpen. Bahkan karya-karyanya telah menasional. Dan dalam waktu dekat, antologi puisi tunggalnyapun agak segera naik cetak.
Usai acara, alun-alun kembali tampak sepi. Dingin mulai merayap. Di langit malam cahayanya menyinar ragu. Alun-alun lembab. Lengking suara merdu pembacaan puisi karya Taufiq Ismail berjudul 'kita adalah pemilik sah republik ini' masih terngiang.
Puisi yang dibawakan penuh totalitas dan penjiwaan yang maksimal oleh Halimah yang malam itu didaulat oleh pemandu acara untuk membacakan puisi. Sebagai juri sekaligus sebagai pembaca puisi pamungkas dari seluruh rangkaian pertunjukan acara.
//Kita adalah manusia bermata sayu/yang di tepi jalan//Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh//Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara//Dipukul banjir, gunung api/kutuk dan hama//Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka//
[yat/yat]
|
Home
Accomodation :
