Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Muaq polemi manini Di andiang rapanganna Iya issanna Lailaha Illallah."
Bila tiba kelak Yang tiada perumpamaannya Didalam pengetahuannya Oleh Yang Maha Agung

PUISI
Puisi M Syariat Tajuddin
SulbarDOTcom - Puisi M Syariat Tajuddin


 Penulis / Editor : M S TAJUDDIN
 Sabtu, 27 Februari 2016 20:42:59  | Dibaca : 7330 kali
 
Sulbar.com - Bersamamu di Kursi Cafe Pada Sebuah Senja

- Untukmu Kekasihku

kita masih disini
bersama memesan kenangan
pada senja yang datang mengantarkan cinta.

lalu dengan amat pelan
kita sama mereguk kenangan hingga tandas.

pada matamu yang bawel
mengingatkanku pada hikayat percintaan
yang saling menatap lalu menunduk dalam pula ranum.

seraya engkau berujar
ikatlah aku dalam cengkraman
lamunan dan penghayatan
tanpa serapah dan tembang yang melukai kata-kata.

dan sepertinya
kita telah begitu pandai merawat
kata-kata sebagai mantra.

serupa dalamnya tatapmu
yang padanya kutemukan harapan
untuk jatuh dalam pelukan.

tapi kita tak mungkin berpelukan
dalam senja bersama sejuta mata dan saksi.

demikianlah kita telah begitu lama
memaknai degup hati kita
sebagai saksi pada percintaan
yang tak pernah sampai di penghujung waktu.

senja ini begitu fasih kita sulam
setelah begitu lama kita tak pernah
sama duduk dan menatap dalam diam
di sebuah kursi cafe pada sebuah senja.

raihlah aku.
rangkuhlah aku.

sebagai penghayat cinta
yang selalu siap menjadi puisi
yang paling puitik di hatimu dan dijiwamu
dan disegenap relungmu
sebagai cinta yang telah memuisi.

ya, kita akan masih tetap disini
sama diam dan mematung
menunggu padi yang pelan menguning
hingga senja tidak akan lagi datang
melerai percintaan kita.

tidak sebagai kopi yang pekat
tidak pula sebagai gelas angsa
bahkan tidak sebagai laron
juga tidak pula sebagai senja.

hanya sebagai doa yang melesap
masuk ke dalam puisi
saat itu, adzan magrib mengajak kita
pulang untuk kembali sujud.

dan biarlah kursi di cafe ini kembali
menunggui kita kembali datang
tepat saat senja menguning
ditemani padi yang mulai merunduk.

dan kita akan kembali berguru
pada padi yang sujud
kepada yang maha puisi.  

Mandar, 27 Februari 2016



Mamuju

- Bersama Muhaimin Faisal

bangun pagi kita menemukan matahari tergeletak di jalan itu
di jalan sebuah kota yang bergerak menjadi binal
kota binal yang dihuni manusia bergerak menjadi banal

musik dangdut menelisik rongga nalarku
mencubit pahaku dan merontokkan kumis kucingku

kota-kota yang bergerak pulang dan pergi
tetapi tetap disitu-situ seperti kartu sambung tulang
dan kita tak lama lagi akan jadi tulang belulang
yang dikremasi menuju tanah kuning bekas banjir yang becak

ingatan tumpah, pada susu dan kopi racikanmu
seperti diskusi tumpah dan menyenggol langit dan rembulan

kita terbangun, membakar rokok dan kantuk lagi
lalu tanpa sadar kita tertidur, namun kita masih
juga diskusi dalam dengkur yang pulas
 
lihatlah.
lihatlah dengan mata mawas ia datang dari selatan
dibawah oleh angin tenggara mengabarkan perang
dan pengingkaran pada kata-kata

seperti perempuan itu yang siap memangsa dan dimangsa
dan kita sama terpingkal-pingkal tatkala melihat ia yang pelan mencari talkun
 
menuju mesjid dalam hujan yang rintih-rintih
mungkin ia menyangka tuhan masih berderai dalam hujan

orang-orang sibuk bermain petak umpet bersama keteledoran
dan dingin menggigil, seperti nasi bungkus yang membangunkan
ditemani kopi dan taripang

saudara darimana dan hendak kemana,
adakah saudara punya pemimpin
atau adakah saudara masih butuh pemimpin,
sedang tuhan telah begitu otonom kamu miliki dan kau kuasai?
pemimpin itu menguasaimu, tetapi tuhan tak berhitung kekuasaan, bukan?

saudara, singgallah sejenak
duduk merapat disini, biar kita sama membaui keringat
perjalanan kita yang lupa mandi dan gosok gigi

Cafe Belum Ada Nama, 12-14 April 2015 
 
 
Tentang Penulis
Penulis Nama : M S TAJUDDIN

Aktif menulis di SulbarDOTcom


ARTIKEL TERKAIT
 
KOMENTAR
Wilson Rappa MPA unasman :
Sabtu, 27 Februari 2016 20:42:59
Rintikan hujan menjadi melodi di pagi yang mendung namun tak seindah petikan guitar hanya saja tak terhitung manfaat datang mu,di sudut kampus ku dengar sentakan,,mungkinkah kaleng-kaleng bekas itu menari...?? mata pun penasaran dan kaki berlahan melangkah, ternyata kaleng-kaleng bekas tidak menari namu berjalan di atas bahu seorang boca perempuan polos yang hampir tak kusaksikan wajahnya. pendidikan dan aktivitas sebayanya yang suda merasakan kesejatraan tak senasip si malang ini,dia kedinginan,dia kelelahan tetapi ekonomi memaksanya harus menerima kenyataan.. ..saat itula hati ku berteriak...di manaka kalian..? ada kakalian..? Yang peduli..?.tatapi pasti sang Bos di kantor tdk.mendengarnya karna bunyian-bunyian gesekan uang ditangannya yang tiada henti ##@ #WR_2017
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,391,773

web server monitoring service RSS