Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Apa ande di suruga Pewongan di alleqna zikkir Tambottuq Lailaha Illallah."
Apa gerangan santapan di surga Bekalan diperantaran zikir Yang tak pernah putus Kalimat Lailaha Illallah

SOSOK
Besok, Ribuan Jamaah Bakal Hadiri Haul Habib Alwi di Masjid Bonde Campalagian
SulbarDOTcom - Besok, Ribuan Jamaah Bakal Hadiri Haul Habib Alwi di Masjid Bonde Campalagian
Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail

 Jumat, 8 April 2016 22:17:23  | Dibaca : 4045 kali
 
Sulbar.com - Jika tidak ada aral, besok Sabtu, 9 April pukul 08.00 bertempat Mesjid Besar Bonde Campalagian akan digelar Haul Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail atau yang lebih dikenal dengan sebutan Puang Towa (yang dituakan-red).

Acara yang dibesut oleh Yayasan Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail tersebut dipastikan akan dihadiri ribuan jamaah, yang berasal dari berbagai penjuru, mulai dari Samarinda Kalimantan Timur, Surabaya Jawa Timur, Jakarta, Makassar dan dari berbagai penjuru Kabupaten yang ada di Sulawesi Barat.

"Ya, insya Allah besok acara sesuai rencana akan dihadiri ribuan jamaah, karena ini juga merupakan rangkaian dari reuni keluarga besar Haul Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail," tutur Said Usman sekretaris Yayasan Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail kepada SulbarDOTcom siang tadi.

Ia mengatakan, dalam acara yang akan digelar hingga sekitar pukul 12.00 siang besok itu, akan diisi dengan ceramah yang akan dibawakan oleh  Habib Muhdar Bin Muhammad Al Atas dari Samarinda Kalimantan Timur.

"Insya Allah selain akan dihadiri secara khusus Habib Muhdar Bin Muhammad Al Atas acara haul juga akan diisi dengan beragam acara mulai dari Pembacaan Maulid Diba,  Tahlil serta Pembacaan Manaqib Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail," tuturnya Said menjelaskan.

Perlu diketahui, selain Habib Alwy dikenal dengan sebutan Puang Towa, HabibAlwi memiliki nama lengkap Habib Alwy bin Abdullah bin Husin bin Abdurrahman bin Muhammad bin Abdullah bin Sahil bin Ahmad bin Sahil bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad Jamalullail.

Ia dilahirkan di Lasem, sekitar tahun 1835 M. dan mempunyai saudara 15 orang. Ayah beliau bernama Habib Abdullah bin Sahil dan ibunya bernama Raden Ayu Habibah pati Lasem al Munawwar. Habib Alwy (Puang Sayye Towa) wafat di Campalagian pada tanggal 9 April 1934 dan di makamkan di Masjid Besar Campalagian Polewali Mandar (Masjid Besar Bonde Campalagian-red).

Dalam sejarahnya sebagaimana tercatat dalam Manaqibnya, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail pertama sekali diperkenalkan dengan para pedagang dan pelaut Mandar yang berlayar ke Sumbawa Nusa Tenggara Barat, dimana Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail membina masyarakat setempat. Suatu ketika para pedagang dan pelaut Mandar itu mengikuti pengajian yang dibawakan oleh Habib Alwy Bin Sahil Djamalullail dan memperkenalkan diri serta menggambarkan  kondisi keagamaan di Tanah Mandar.

Berdasarkan informasi dan masukan dari saudagar Mandar itulah, akhirnya Habib Alwy bin Sahil tertarik dan bersedia untuk ikut bersama saudagar Mandar guna melanjutkan misi dakwah dan syi`ar Islam di Tanah Mandar.

Manjopai, Pambusuang dan Campalagian

Awalnya, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail pertama sekali masuk ke Mandar di daerah Mojopahit (Manjopai-red). Di situ Habib Alwy Bin Sahil Djamalullail dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat, tersebab dirinya melakukan pergumulan sosial tanpa membedakan strata sosial. Tak heran, jika para sesepuh agama, orang-orang terhormat (Maradia-red) serta orang-orang kaya cukup akrab dengannya.

Bahkan salah satu orang kaya yang bernama Muhammad Ali kala itu juga sangat akrab dan bersahabat dengannya. Dan di rumah Muhammad Ali itulah Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail seringkali menggelar pengajian dalam bentuk halaqah dengan menggunakan metode tanya jawab. Selain di rumah Muhammad Ali itu, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail juga menggelar pengajian di beberapa tempat, seperti di masjid-masjid dan tempat-tempat yang memungkinkan lainnya di Manjopai.

Selain di Manjopai, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail juga menggelar pengajiannya di Pambusuang dan terbukti diterima baik pula oleh masyarakat Pambusuang kala itu. Bahkan bersama beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Pambusung, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail, juga membangun Masjid yang selain sebagai sarana beribadah juga menjadi episentrum pengkajian dan pembelajaran serta pendalaman ilmu keislaman.

Habib Alwi terlibat dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan sosial keagamaan. Sistem pengajaran yang dikembangkan di Pambusuang juga tak berbeda jauh dengan yang Manjopai, yakni dalam bentuk halaqah baik di Masjid-masjid maupun dari rumah ke rumah serta masyarakat yang datang langsung menghadap kapada Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail untuk menanyakan seputar ajaran Islam.

Hingga akhirnya, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail kemudian terakhir memilih berdiam di Campalagian dan terlibat dengan beragam urusan kemasyarakatan dan keagamaan lainnya. Bersama masyarakat, para ulama dan pemerintah kala itu, Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail kembali membangun masjid dan memberikan pelajaran keagamaan kepada masyarakat.

Ulama yang hidup dan berada dalam satu masa dengannya  KH. Abdul Hamid, K.H Muhammad Arsyad Maddapungan ini kemudian, bersama para ulama dan kepala kampung (Maradia) di Campalagian terlibat serius dalam pengembangan masyarakat dan keagamaaan. Keberadaannya kemudian kian memperluas syiar Islam, serta ikut membasmi segala bentuk persembahan berhala yang banyak dipraktekkan oleh masyarakat Mandar waktu itu.

Pada saat itu, kemajuan syiar Islam di daerah Campalagian kian mengalami peningkatan, terbukti surau-surau  atau yang masih berupa langgar pelan mulai dibongkar diubah menjadi masjid. Itu semua dipelopori langsung oleh Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail bersama Kadhi Abdul Hamid dan Karru Daenna Petti yang juga dikenal berpengaruh yang kala itu juga menjabat sebagai Maraddia Campalagian.

Dalam pengajian yang digelar Habib Alwi Bin Sahil Djamalullail, dirinya sering ditemani oleh Muhammad Thahir (Imam Lapeo-red). Hal itu dikarenakan, Habib Alwy juga merupakan guru dari Imam Lapeo. Bahkan pernah suatu ketika Habib Alwy bin Sahil mengajak beberapa orang termasuk Imam Lapeo untuk berhalwat atau bertapa di suatu tempat, dan dari sekian banyak orang itu , Imam Lapeo satu-satunya yang dapat bertahan menerima cobaan-cobaan yang muncul pada saat berhalwat dan Habib Alwy bin Sahil berkata kepada Imam Lapeo bahwa, "anda telah lulus dan saya dengan anda bersaudara dunia akhirat".

Hingga kini, ungkapan kedua tokoh agama ini tidak hanya berlaku pada keduanya tapi sampai kepada anak cucu dan keturunannya masih tetap terjalin persaudaraan dan silaturrahim dengan baik. [yat/yat]
 
Tag : polman
 


ARTIKEL TERKAIT
Sepotong Sampah dan Kebangetan Indonesia di Kampus
Mahasiswa Kreatif Mendirikan Usaha Sendiri
Jalin Silaturrahmi, Kapolres Polman Kunjungi Kampus IAI DDI
Malam ini, Panitia FBS 2015 Gelar Bioskop Budaya di Unasman
Buktikan Keseriusan Maju di Pilbup Polman, Koje Mendaftar di Golkar
 
KOMENTAR
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,455,489

web server monitoring service RSS