Mengawal gagasan, peristiwa dan informasi Sulawesi Barat [ Beranda ] [ Tentang : Sulbar ] [ Hubungi Kami ] [ Menulislah disini ! ] [ Pedoman Pemberitaan ] [ Maps ]

SulbarDOTcom
Kalindaqdaq (Pantun Mandar) :

"Passambayang mo-oq dai Pallima wattu mo-oq Iyamo tu-uq Pewongan diahera."
Hendaklah anda tegakkan shalat Lima waktu selalu sempurna Sebab itulah bekal abadi Menuju hari kemudian

FEATURE
Nasib Tukang Pandai Besi yang Kian Terpinggirkan
SulbarDOTcom - Nasib Tukang Pandai Besi yang Kian Terpinggirkan


 Penulis
: FRENDY CHRISTIAN
 Jumat, 26 Agustus 2016 01:47:48  | Dibaca : 2850 kali
 
Sulbar.com - Semakin majunya teknologi yang menghasilkan beragam produk seperti pisau dapur dan peralatan besi pabrikan, baik buatan dalam negeri maupun import membuat usaha kerajinan pandai besi di daerah kian terpinggirkan.

Salah seorang pandai besi Barnabas (56) yang di temui Kamis, 25/8/2016 di Dusun Tanete Kole, Desa Rambusaratu Kecamatan Mamasa, mengatakan "Memang tantangan kita adalah semakin majunya teknologi yang secara cepat menghasilkan berbagai macam produk seperti pisau, parang dan sekop serta alat - alat pertanian lainya. Sedangkan kita ini masih terus mengunakan alat sederhana dalam mengolah besi ”.

Meski dirinya hanya mengandalkan alat – alat sederhana yang ia miliki, namun dia tetap bertahan menekuni pekerjaannya sebagai pandai besi. Dalam sehari ia mampu menghasilkan empat buah parang dan pisau yang seterusnya dijual dengan harga lima puluh ribu hingga tujuh puluh ribu per buah.

“Awalnya belajar dari orang tua saya menjadi pandai besi saat usiaku masih remaja. Dan ditahun 2003 saya mulai membuka usaha pandai besi ini sambil bekerja jadi Petani. Selama tiga belas tahun menjadi pandai besi saya tidak pernah mendapatkan bantuan usaha dari pihak manapun ini murni hasil usaha sendiri. Meskipun alat – alat yang saya gunakan masih cukup sederhana serta tempat bekerja pun tak layak saya tetap berusaha untuk tetap semangat menjalankan pekerjaan ini karena hanya ini yang bisa menambah penghasilan selain bertani" ungkapnya.

Dengan kondisi yang ia alami dalam mengolah besi, terlihat tempat yang sangat jauh dari memadai. Atap tempat kerjanya hanya terbuat dari alang – alang yang sudah lapuk dan sudah bolong – bolong . Iapun berharap kedepan ada perhatian dari pemerinta terkait usahanya itu.

“Atap tempat saya ini sudah lapuk, kalau hujan turun , tempat ini  selalu tergenang air, sehingga saya sangat sulit untuk bekerja. Semoga kedepan ada perhatian dari Pemerintah sehingga kami dapat menjalankan usaha ini terus menerus karena usaha ini sudah menjadi tumpuan hidup kami.” Pungkasnya.
 
Tag : mamasa
 
Tentang Penulis
Penulis Nama : FRENDY CHRISTIAN

Selain aktif sebagai awak redaksi SulbarDOTcom, dirinya juga banyak terlibat di berbagai kegiatan pencerahan dan penguatan kapasitas masyarakat dan di dunia kemahasiswaan di Mamasa


ARTIKEL TERKAIT
Wabup Mamasa Meninggal, ABM dan Istri Sampaikan Bela Sungkawa
Jalan Poros Polewali Mamasa Rawan Longsor
Wisatawan Asing Keluhkan Minimnya Informasi tentang Wisata Mamasa
Kasat Reskrim Mamasa Bantah Dirinya Tidak Menghargai Hukum Adat
Onde-onde, Makanan Khas Mandar Asyik Saat Berbuka
 
KOMENTAR
 
Tulis Komentar
Nama :
Email :
URL :
Komentar :
   
   
   
     
    Catatan :
No Ads, No Spam, No Flood please !
Mohon tidak menulis iklan, spamming dan sejenisnya.
 MAIN MENU
> Home
> How to go to SULBAR
v Accomodation :
   - Hotel
   - Rumah Makan (Restaurant)
> Obyek Wisata (Destination)
> Kalender Wisata (Event Calendar)
> Directory
> Peluang Investasi (Investment)
> Perpustakaan Online (Library)
v Pemerintahan (Gov) :
   - Aparatur Pemerintah (Gov Officer)
   - UMKM / UKM


 

 

Email : info [at] sulbar.com | Email Redaksi : redaksi [at] sulbar.com

Situs ini merupakan situs berita online independen seputar wilayah Sulawesi Barat
This site is an independent online news sites around the area of West Sulawesi

copyright © 2004 - 2023 SulbarDOTcom - http://www.sulbar.com/

Online sejak 16-okt-2004

Saat ini orang Online.
Jumlah pengunjung : 2,514,352

web server monitoring service RSS